Kamis, 28 Mei 2009

PROPOSAL PKMI

KUNYIT SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGAWET ALAMI

Oleh :

A.A. Istri Diah Permata Sari
NIM 0811205005

Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana
Bukit Jimbaran

2009
________________________

ABSTRAK

Selama ini masyarakat Indonesia diresahkan oleh berbagai masalah bahan tambahan makanan terutama pengawet makanan. Beberapa produsen makanan menggunakan bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan, seperti formalin dan boraks. Back to nature! Itulah gerakan yang seharusnya kita lakukan sekarang. Dari berbagai penelitian para ahli terbukti, bahan-bahan pengawet makanan alami yang bisa menggantikan formalin tersedia melimpah di alam. Bahan pengawet juga tersedia di dapur. Bumbu makanan seperti bawang putih, cabe merah, lengkuas, kunyit, hingga jahe, diyakini memiliki kemampuan sebagai pengawet. Umumnya bahan makanan bersifat mudah rusak (perishable). Produk makanan yang dibiarkan dalam jangka waktu lama akan mengalami perubahan-perubahan fisiologis yang disertai perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi. Kerusakan pangan tersebut merupakan akibat perubahan-perubahan fisiologis tersebut. Penyebab lain kerusakan bahan adalah akibat mikroorganisme semacam bakteri, jamur dan cendawan. Mikroorganisme itu dapat menyerang makanan dan menyebabkan pembusukan. Pengawetan adalah suatu teknik atau tindakan yang dipergunakan oleh manusia pada suatu bahan sedemikian rupa hingga bahan tersebut tidak mudah mengalami kerusakan, dapat mempertahankan mutu, mempermudah penanganan serta penyimpanan dan menghindari keracunan.
Tujuan penulisan karya tulis ini terutama untuk mensosialisasikan kunyit sebagai bahan pengawet alami yang tidak berbahaya bagi kesehatan kepada masyarakat umum. Selama ini masyarakat Indonesia diresahkan oleh berbagai masalah bahan tambahan makanan terutama pengawet makanan. Beberapa produsen makanan menggunakan bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan, seperti formalin dan boraks. Bahan-bahan pengawet makanan alami yang bisa menggantikan formalin tersedia melimpah di alam, misalkan saja kunyit. Kandungan kurkuminoid dalam kunyit yang terdiri atas senyawa kurkumin yang merupakan zat warna kuning pada kunyit mempunyai aktivitas biologis bersprektum luas, diantaranya anti bakteri dan antioksidan. Minyak atsiri kunyit memberikan efek antimikroba, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan. Minyak atsiri pada kunyit terbukti bersifat membunuh bakteri golongan Bacillus cereus, B. subtilis, dan B. megaterium serta mampu menghambat pertumbuhan sel vegetatif bacillus dan menghambat pertumbuhan sporanya.
Kesimpulan yang dapat diambil mengenai cara kerja kunyit sebagai bahan pengawet adalah sangat sederhana, yaitu senyawa kurkumin secara efektif menghambat degradasi, yakni proses pemecahan protein menjadi molekul-molekul sederhana (seperti asam amino). Pemecahan inilah yang menyebabkan sel-sel membusuk yang disebabkan oleh metabolisme mikroba. Dan ekstrak kunyit dapat memperlambat metabolisme mikroba.
Agar masyarakat lebih memahami dan tidak resah lagi mengenai bahan tambahan pangan maka perlu adanya sosialisasi bagi masyarakat mengenai bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan, dan sosialisasi mengenai bahan pengawet alami yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Serta perlunya koordinasi pemerintah mengawasi produk makanan agar tidak menggunakan bahan tambahan makanan yang berbahaya bagi kesehatan
Mengingat objek dan masalah dalam karya tulis ini, maka dalam penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode library research atau studi pustaka. Oleh karena itu, penulisan karya ilmiah ini dilakukan berdasarkan atas hasil studi terhadap beberapa bahan pustaka yang relevan, seperti skripsi mengenai penggunaan kunyit dan pustaka lain yang berhubungan dengan penggunaan kunyit sebagai alternative bahan pengawet yang aman untuk dikonsumsi.

Kata kunci : kunyit, pengawet alami
____________________________
DAFTAR PUSTAKA


Agus Krisno Budiyanto, M. Kes. Drh. H. Moch. 2001. Dasar - Dasar Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Herlinda Dwiyantini, Ni Made. 2005. Pengaruh Penambahan Kunyit ( curcuma domestica Val. ) Dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Mikrobiologis Dan Organoleptik Urutan ( Studi Sosis Bali Terfermentasi ). Skripsi. Fakultas teknologi Pertanian Universitas Udayana, Denpasar.

Rismunandar. 1996. Budidaya Kunyit. CV. Sinar Baru, Bandung.

Rukmana, R. 1994. Kunyit. Konisius, Jakarta.

Winarto, W. P. 2004. Khasiat Dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar